Isteri cerdik yang solehah
Penyejuk mata penawar hati penyejuk jiwa
Di rumah ia isteri di jalanan kawan
Di waktu kita buntu
Dia penunjuk jalan
Pandangan kita diperteguhkan
Menjadikan kita tetap pendirian
Ilmu yang diberi dapat disimpan
Kita lupa dia mengingatkan
Nasihat kita dijadikan pakaian
Silap kita dia betulkan
Penghibur diwaktu kesunyian
Terasa ramai bila bersamanya
Dia umpama tongkat sibuta
Bila tiada satu kehilangan
Dia ibarat simpanan ilmu
Semoga kekal untuk diwariskan
Sayup-sayup masih terdengar nyanyian “The Zikr – Istri sholehah”, saat hujan rintik-rintik di sore ini. Tak lama pelangi pun Nampak terlihat di atas gagahnya gedung-gedung bertingkat di pusat kota. Kupakirkan motor kesayanganku dan ku melenggang masuk kampus bersiap menuntut Ilmu. Pukul 18.30 waktu itu aku sudah menempati baris ke-3 di kelas. Tapi alam pikirku berkelana masih menikmati lirik “The zikr”. Topik ini yang menggelitikku, bahkan sampai dosen mulai mengajar, Fokusku terpecah …
Selama dosen mengajar, jemariku menari di atas keyboard tuk mengumpulkan bahan (browsing mode on). Karena aku sedang tertarik dengan topic ini, I’ll do it ! (aku bergumam). Alhasil malam setelah kuliah pun aku membebaskan jemariku untuk terus menari mengiringi ide-ide ini yang sedang melompat kian kemari (walau tugas kuliah menumpuk).